“Tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat” itu seperti ini ya—Menjadi mahasiswa Program S2 pada umur 73 tahun

Selama 40 tahun menggeluti mesin. Sekarang, saya ingin mempelajari hubungan dengan manusia. Dengan pemikiran seperti itu, seorang Yoshiyuki Tamura (73), setelah pensiun dari pekerjaannya belajar tentang ilmu antropologi. Tamura, yang tinggal di Kita Kyushu, baru saja lulus ujian masuk Program S2 Universitas Kita Kyushu. Mulai musim semi ini, Tamura akan memulai penelitiannya.

Tamura akan melakukan penelitian tentang regenerasi kominitas daerah pada Program S2 Jurusan Sistem Masyrakat, dan pada Tanggal 1 Februari 2015 yang lalu, Tamura telah memaparkan proposal penelitian dilanjutkan dengan wawancara selama 3 jam. Pada hari pengumuman kelulusan Tanggal 12 yang lalu, setelah memastikan nomor ujiannya ada, sambil menunjukkan matanya yang bersinar, Tamura berkata, “Saya akan belajar dengan sungguh-sungguh setiap hari bersama orang-orang muda”.

Tamura yang berasal dari Hyogo, lebih dari 50 tahun yang lalu, memulai karirnya sebagai karyawan Ishikawajima Heavy Industry (sekarang IHI) pada umur 15 tahun. Tamura merancang kompresor yang berfungsi untuk memadatkan cairan dan mengalirkannya. Setelah selama 40 tahun Tamura bekerja tanpa banyak melakukan komunikasi dengan manusia, 10 tahun yang lalu, Tamura mulai melakukan aktifitas kemasyarakatan sebagai anggota pengurus desa di tempat tinggalnya. Di situlah Tamura menemukan pengalaman yang baru, dan dengan karakternya yang tidak bisa diam kalau tidak mengetahui lebih mendalam, membuat Tamura banyak belajar dan mengikuti seminar tentang kemasyarakatan. Sampai kemudian Tamura menjadi wakil kepala desa di tempat tinggalnya.

Akhirnya pada Bulan Juli tahun lalu, Tamura membaca sebuah artikel di sebuah surat kabar tentang “Penelitian ‘Apa Saja’ Tentang Manusia”, yang memperkenalkan penelitian yang dilakukan di Universitas Kita Kyushu oleh Profesor Takegawa. “Ini dia!”. Artikel itu membuat Tamura ingin meneliti lebih mendalam dan mulai mengikuti pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh mahasiswa.

Calon pembimbing Tamura, Profesor Takegawa, mengatakan, “Saya melihat, terlepas dari umurnya, Tamura memiliki kemauan yang besar, dan didukung dengan pengalamannya dalam bekerja sebagai teknisi, Tamura memiliki kemampuan untuk menyusun teori, dan saya berharap bisa memberi rangsangan pada mahasiswa muda lainnya.”.

Tamura telah memiliki dua orang cucu. Namun Tamura mengatakan, umur tidak menjadi masalah untuk berargumentasi dengan mahasiswa lainnya. Tamura sambil tertawa berkata, “Saya dipanggil dengan sapaan “Kun” (君 = panggilan untuk orang yang lebih muda). Saya rencana akan menggunakan nama panggilan ‘じいさん’ (= Kakek).”. Tamura akan mengadakan penelitian lapangan pada musim gugur nanti ke India dan Bangaladesh.

Sumber: 朝日新聞 DIGITAL: 機会一筋40年、73歳の春 退職後に勉強、大学院へ

“Mengapa saya harus bekerja?” – Ini jawaban seorang direksi terhadap pertanyaan seorang mahasiswa

Biasanya, waktu-waktu sekarang ini banyak diisi dengan kegiatan seminar dari perusahaan-perusahaan yang akan menerima karyawan baru dari calon lulusan perguruan tinggi. Namun tahun ini, kegiatan ini baru akan dimulai bulan Maret tahun depan. Walaupun demikian, ternyata banyak di antara para mahasiswa calon lulusan perguruan tinggi yang sudah mulai bergerak. Mungkin ini pengaruh dari maraknya kesempatan “internship” yang diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan.

Ada seorang mahasiswa yang baru menyelesaikan kegiatan internship di salah satu perusahaan. Mahasiswa itu mengirimkan pesan via e-mail. E-mail itu berisi ucapan terima kasih yang ditujukan pada direksi perusahaan tersebut. Namun di akhir pesan, mahasiswa tersebut menuliskan satu pertanyaan. E-mail itu pun diteruskan kepada direksi perusahaan untuk meminta petunjuk bagaimana menjawab pertanyaan tersebut. Direksi yang membaca pesan tersebut mengatakan, “Saya akan menjawab sendiri.”. Pertanyaan yang diajukan, walaupun tidak secara langsung disampaikan, intinya adalah:

Mengapa saya harus bekerja?

Direksi tersebut mengatakan, “Memang, saya pernah menyampaikan bahwa hasil internship dan isi pertanyaan itu tidak akan mempengaruhi hasil seleksi, tapi pertanyaan yang satu ini butuh keberanian untuk menyampaikannya. Saya kagum dan saya ingin serius menjawab pertanyaannya.”. Direksi tersebut pun menjawab langsung e-mail itu, dan mahasiswa tersebut mengucapkan terima kasih atas jawaban langsung yang diberikan. Berikut adalah e-mail yang dikirimkan oleh direksi tersebut.

Selamat siang,

Ketika saya menerima pertanyaan, “Mengapa saya harus bekerja?”, saya betul-betul terkejut – karena selama ini saya berfikir, “Bekerja adalah hal yang wajar.”. Tetapi, karena saya berpendapat bahwa meragukan sesuatu “yang dianggap biasa” adalah suatu hal yang penting, maka saya akan menjawab pertanyaan itu dengan serius.

Saya pernah berfikir, seperti anda sekarang ini, “Bekerja itu sulit, menjadi beban.”. Sekarang bagaimana? Mungkin tidak berubah, masih merasa bekerja itu sulit dan tidak ada satu pun yang mudah. Tetapi, saya ingin menyampaikan pada anda bahwa, “bekerja”, memberikan banyak hal pada diri anda.

1. Dengan bekerja, anda akan mendapatkan uang

Mungkin ada orang di dunia ini yang mengatakan, “Saya tidak butuh uang.”. Namun, dengan ada uang kemudian menjadi susah – juga tidak, banyak orang yang tidak bisa hidup tanpa uang. Bahkan banyak orang yang bekerja karena uang.

Hanya saja, jika “bekerja hanya untuk uang”, mungkin betul seperti kata anda, bekerja itu sulit, sesuatu yang menjadi beban. Banyak orang bekerja separuh hidupnya. Jika hal itu sulit atau menjadi beban, wajar kalau ingin dihindari.

Karena itu, penting untuk mengetahui, “Bagaimana membuat bekerja itu menyenangkan.”.

2. Dengan bekerja, anda akan memiliki tujuan yang jelas

Saya tidak bisa menjawab kalau saya ditanya, “Untuk apa kita hidup?”. Namun, kalau anda bekerja di perusahaan, saya bisa memberikan dengan jelas, “Tahun ini, saya ingin anda menyelesaikan ini.”.

Daripada menjalani hidup tiap hari tanpa tujuan yang jelas, lebih baik memiliki satu tujuan yang jelas, kemudian berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Dengan bekerja, akan membawa pada pertemuan yang baru

Jika hanya “mengkonsumsi”, kita tidak perlu bertemu dengan siapa pun. Mungkin ada yang lebih senang dengan kesendirian seperti itu. Tapi untuk banyak orang, “kesendirian” merupakan hal yang menyakitkan.

Bekerja adalah partisipasi pada masyarakat. Dengan bekerja, akan membawa pada banyak pertemuan dalam masyarakat. Tidak hanya relasi kerja, konsumen, rekan perusahaan, atau relasi bisnis, dan banyak pihak lainnya.

Tentu saja, mungkin tidak semua akan membawa arti pada kehidupan anda. Namun seperti yang ada pada kata pepatah, “jangan sia-siakan pertemuan saat ini seakan-akan tidak akan bertemu lagi”, bisa jadi satu pertemuan akan mengubah hidup anda.

4. Dengan bekerja, anda bisa belajar

Bekerja akan membuat anda “belajar”. Jika anda masuk pada suatu perusahaan, yang anda temui adalah ketidaktahuan, dan anda harus belajar tiap hari tiap saat. Dan agar pengetahuan yang anda miliki tidak menjadi usang, anda harus terus belajar.

Hanya saja, kalau anda menjalankan perusahaan, anda akan banyak bertemu dengan orang yang mengatakan, “Saya nggak begitu bisa belajar waktu sekolah.”. Jangan kuatir. “Belajar” dalam pekerjaan berbeda dengan “belajar” di sekolah.

Tujuan belajar di sekolah adalah menyelesaikan masalah yang diberikan dalam waktu yang singkat. Belajar dalam pekerjaan adalah proses yang dimulai dari menyusun masalah, mencari jawabannya, dan menerapkan jawaban itu dalam kenyataan yang dihadapi, dan itu merupakan aktifitas yang kreatif.

Karena itu, dengan “belajar”, manusia bisa “mengayakan” kehidupannya.

5. Dengan bekerja, anda akan mendapatkan kepercayaan

Bekerja artinya anda menerima tanggung jawab. Tidak ada pekerjaan tanpa tanggung jawab. Karena itu, “orang yang bekerja dengan benar” adalah “orang yang menjalankan tanggung jawabnya”, dan akan mendapatkan kepercayaan dalam masyarakat.

Kemudian, “kepercayaan” tidak bisa dibeli dengan uang. Saya berikan contoh: Jika ada orang di hadapan anda yang, “hanya karena punya uang”, bisakah anda percaya pada orang itu? Pada umumnya, tidak. Kepercayaan adalah sesuatu yang diukur dari perilaku yang dibangun secara bertahap dan tidak lahir begitu saja.

Bekerja dengan benar, adalah langkah awal untuk membangun kepercayaan.

6. Dengan bekerja, anda akan menjadi lebih percaya diri

Apakah anda memiliki rasa “percaya diri”? Rasa “percaya diri” adalah hal yang penting.

Memang, mungkin banyak yang berfikir, rasa “percaya diri yang berlebihan” atau “gengsi yang tidak pada tempatnya” tidak layak untuk dimiliki, banyak yang melihat rasa percaya diri dari sisi negatifnya.

Tetapi, siapa pun, akan berfikir, “memiliki rasa percaya diri yang sebenarnya” adalah hal yang penting. Rasa percaya diri yang sebenarnya, adalah, sesuatu yang didapatkan dari hasil pekerjaan yang dilakukan, dan tidak ada hubungannya dengan kesombongan atau harga diri. Kesombongan atau harga diri, bukan perilaku orang yang memiliki rasa percaya diri, namun perilaku yang muncul karena “tidak punya rasa percaya diri tapi ingin diakui oleh orang lain”.

Rasa percaya diri yang sebenarnya, tidak butuh orang lain, tapi hanya dimiliki oleh orang yang “bisa menyelesaikan sesuatu dengan kemampuan dan usahanya sendiri”.

Bekerja adalah menyelesaikan sesuatu. Rasa “percaya diri” lahir dari cara bekerja yang tekun dan keras.

Ini adalah cara pandang saya pribadi. Anda sebagai mahasiswa mungkin memiliki pandangan yang berbeda.

Namun saya berharap, ini bisa menjadi salah satu jawaban dari pertanyaan anda.

Carilah kegembiraan dalam pekerjaan..

Sumber tulisan: 「なんで働かないといけないんですか?」と聞いた学生への、とある経営者の回答 [link]. Sumber gambar: [link] dan [link].