Apakah rekan kerja anda adalah “teman baik” anda?

Waktu anda sekolah atau kuliah dulu, ketika guru atau dosen anda memberi instruksi membuat kelompok untuk mengerjakan tugas, apa yang anda lakukan? Hampir bisa dipastikan, anda akan membuat kelompok yang berisi teman-teman baik anda – begitu juga dengan teman-teman anda. Mengapa? Karena, naluri manusia yang berbicara bahwa seseorang akan memiliki potensi bekerja yang lebih tinggi jika bisa bekerja bersama teman-teman baiknya.

Jeff Fermin dari õfficevibe menampilkan hasil suatu survei dalam bentuk infografis, yang menunjukkan tentang bagaimana pentingnya memiliki teman di tempat kerja. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Membuat kehidupan kerja (work-life) menjadi lebih baik. 70% dari karyawan mengatakan teman dalam pekerjaan adalah elemen terpenting untuk mendapatkan kebahagiaan dalam bekerja.
  2. Retensi karyawan menjadi lebih baik karena (ada) teman. 58% dari karyawan pria menolak pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi kalau menjadikannya berpisah dengan teman kerjanya. 74% dari karyawan wanita mengatakan hal yang sama.
  3. Meningkatkan moral karyawan. Dengan hanya hal sepele seperti pengadaan meja makan yang lebih besar, bisa menambah 25% moral dan produktifitas karyawan.
  4. Teman yang lebih baik = Budaya perusahaan yang lebih baik. 50% karyawan bersama teman-teman terbaiknya dalam pekerjaan melaporkan bahwa mereka memiliki ikatan yang kuat dengan perusahaan.
  5. Teman terbaik dibangun dalam pekerjaan. Satu dari tiga orang dewasa paling tidak menemukan satu teman dekatnya dalam pekerjaan.

Memang, untuk mendapatkan outcome yang maksimal, bisa saja seorang manajer perusahaan merekrut profesional dari luar, dan menjadi hal yang biasa jika seorang manajer klub sepak bola merekrut pemain berprestasi dari negara lain. Namun pada prakteknya, organisasi tidak selalu mendapatkan outcome yang diharapkan.

Misalnya, kita kumpulkan 11 orang pemain sepak bola terbaik dari seluruh dunia kemudian kita bentuk satu tim untuk melawan tim nasional terbaik dari Jerman (ya, juara piala dunia sepak bola 2014), siapa yang yang menang? Belum tentu tim all-stars akan menang.

Jika ada seorang manajer yang harus memilih antara dua orang untuk bekerja bersama dia, di mana dua orang tersebut memiliki kompetensi yang sama, maka manajer tersebut tentu akan memilih orang yang bisa diajak kerja sama. Tapi bagaimana jika kompetensi kedua orang tersebut berbeda?

Misalnya kita buat model sederhana seperti ini: = aX + bY, di mana X adalah kemampuan kerja manajer dan Y adalah kemampuan kerja rekan kerjanya; a dan b adalah faktor yang dipengaruhi oleh “pertemanan” dalam pekerjaan antara X dan Y yang memiliki nilai 0..∞; maka O (outcome) adalah hasil dari pekerjaan bersama mereka. Faktor a dan b inilah, yang dalam konteks “pertemanan” dalam pekerjaan, akan menentukan apakah manajer dan rekan kerjanya akan secara maksimal menggunakan seluruh kemampuannya atau tidak. Jadi bisa jadi, manajer akan memilih orang dengan kemampuan yang lebih rendah namun memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi, dengan harapan akan mendapatkan outcome yang lebih tinggi.

Mungkin dalam prakteknya model tersebut tidak sederhana seperti itu. Banyak faktor-faktor eksternal lain yang dapat mempengaruhi outcome pada waktu bekerja maupun pada waktu proses rekrutmen.

Dari asumsi naluri manusia, kemudian didukung dengan hasil survei, ditambah lagi dengan model di atas, memang wajar jika kita cenderung untuk mengumpulkan orang-orang terbaik dalam pekerjaan kita, namun untuk mendapatkan outcome terbesar, perlu dipertimbangkan juga faktor “pertemanan” dalam pekerjaan. Faktor “pertemanan” ini tentu saja bisa dibangun dalam proses dan kehidupan kerja. Namun jika faktor pertemanan ini telah diketahui dari awal dan memberikan potensi outcome yang lebih tinggi, maka patut dipertimbangkan dalam proses rekrutmen.

Hal ini berlaku pada setiap jenis pekerjaan, mulai dari kelompok dalam mengerjakan tugas sekolah atau kampus, kepanitiaan, klub olah raga, perusahaan atau organisasi, sampai ke pemerintahan dalam suatu negara.


Sumber inspirasi: Why It’s Important to Have Friends at Work [link]. Sumber gambar: [link] dan [link].